PENGERTIAN MENTAHNIK
Mentahnik yaitu menempelkan kurma yang sudah halus ke langit-langit mulut bayi yang baru lahir. Kurma ini biasanya dilumatkan terlebih dahulu untuk memastikan kelembutannya.
Salah satu tujun mentahnik adalah melatih bayi untuk makan dan menguatkannya. Salah satu Hadist yang mendasarinya adalah
Diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata, pernah dibawakan beberapa bayi kepada beliau,
فَيَدْعُو لَهُمْ بِالْبَرَكَةِ وَيُحَنِّكَهُمْ
“Kemudian beliau mendoakan keberkahan untuknya dan mentahniknya.” (HR. Muslim)
Sunnah mentahnik ini dilaksanakan pada saat bayi baru lahir. Sehingga makanan tahnik inilah yang pertama kali masuk ke dalam lambungnya.
Al-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin Rahimahullah berkata, “Mentahnik dilaksanakan saat kelahiran sehingga apa yang ia makan adalah makanan yang ditahnikkan untuknya.” (Fatawa Nuur ‘ala al-Darb: 2/14)
Ibunda orang-orang mukmin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُؤْتَى بِالصِّبْيَانِ فَيُبَرِّكُ عَلَيْهِمْ وَيُحَنِّكُهُمْ
“Dahulu, bayi-bayi biasa dibawa ke hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau mendoaakan keberkahan untuk mereka dan mentahnik mereka.” (HR. Muslim no. 2147)
Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/9365-parenting-islami-19-mentahnik-bayi-baru-lahir-dan-mendoakan-keberkahan-untuknya.html
Ibunda orang-orang mukmin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُؤْتَى بِالصِّبْيَانِ فَيُبَرِّكُ عَلَيْهِمْ وَيُحَنِّكُهُمْ
“Dahulu, bayi-bayi biasa dibawa ke hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau mendoaakan keberkahan untuk mereka dan mentahnik mereka.” (HR. Muslim no. 2147)
Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/9365-parenting-islami-19-mentahnik-bayi-baru-lahir-dan-mendoakan-keberkahan-untuknya.html
Ibunda orang-orang mukmin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُؤْتَى بِالصِّبْيَانِ فَيُبَرِّكُ عَلَيْهِمْ وَيُحَنِّكُهُمْ
“Dahulu, bayi-bayi biasa dibawa ke hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau mendoaakan keberkahan untuk mereka dan mentahnik mereka.” (HR. Muslim no. 2147)
Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/9365-parenting-islami-19-mentahnik-bayi-baru-lahir-dan-mendoakan-keberkahan-untuknya.html
Ibunda orang-orang mukmin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُؤْتَى بِالصِّبْيَانِ فَيُبَرِّكُ عَلَيْهِمْ وَيُحَنِّكُهُمْ
“Dahulu, bayi-bayi biasa dibawa ke hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau mendoaakan keberkahan untuk mereka dan mentahnik mereka.” (HR. Muslim no. 2147)
Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/9365-parenting-islami-19-mentahnik-bayi-baru-lahir-dan-mendoakan-keberkahan-untuknya.html
Dari Abu Musa, beliau berkata,
وُلِدَ لِى غُلاَمٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ وَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ.
“(Suatu saat) aku memiliki anak yang baru lahir, kemudian aku mendatangi Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau memberi nama padanya dan beliau mentahnik dengan sebutir kurma.”
Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/919-hadiah-di-hari-lahir-1-mengunyah-kurma-tahnik-ke-mulut-si-bayi.html
Dari Abu Musa, beliau berkata,
وُلِدَ لِى غُلاَمٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ وَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ.
“(Suatu saat) aku memiliki anak yang baru lahir, kemudian aku mendatangi Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau memberi nama padanya dan beliau mentahnik dengan sebutir kurma.”
Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/919-hadiah-di-hari-lahir-1-mengunyah-kurma-tahnik-ke-mulut-si-bayi.html
Dari Abu Musa, beliau berkata,
وُلِدَ لِى غُلاَمٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ وَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ.
“(Suatu saat) aku memiliki anak yang baru lahir, kemudian aku mendatangi Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau memberi nama padanya dan beliau mentahnik dengan sebutir kurma.”
Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/919-hadiah-di-hari-lahir-1-mengunyah-kurma-tahnik-ke-mulut-si-bayi.html
Menurut Imam An-Nawawi rahimahullah, "bahwasanya para pakar telah mengatakan kalau tahnik adalah mengunyah kurma atau semacamnya, kemudian menggosok-gosokkannya di mulut-mulut bayi yang baru lahir"
BACA JUGA: SUNNAH DALAM PENYEMBELIHAN
MAKANAN YANG DI GUNAKAN
Makan utama untuk mentahik adalah kurma, tetapi kalau tidak ada kurma, bisa diganti dengan sesuatu yang manis seperti madu atau selainnya.
وأولاه التمر فإن لم يتيسر تمر فرطب وإلا فشيء حلو وعسل النحل أولى من غير
“Dan yang lebih utama (ketika) mentahnik ialah dengan kurma kering (tamr). Jika tidak mudah mendapatkan kurma kering (tamr) maka dengan kurma basah (ruthab) . Dan kalau tidak ada kurma dengan sesuatu yang manis dan tentunya madu lebih utama dari yang lainnya (kecuali kurma).” (Fathul Baari: 9/558)
ternyata diperbolehkan mengganti dengan yang lain selain kurma jika kita tidak mendapatkannya
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,
كون التحنيك بتمر وهو مستحب ولو حنك بغيره حصل التحنيك ولكن التمر أفضل
“Tahnik dilakukan dengan kurma dan hukumnya adalah sunnah (anjuran). Namun andai ada yang mentahnik dengan selain kurma, maka sudah dianggap pula sebagai tahnik. Akan tetapi, tahnik dengan kurma lebih utama.” (Syarh Muslim: 14/124)
dan madu adalah makanan yang paling utama sebagai pengganti kurma. Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah berkata,
يلعق العسل ساعة يولد
“Dilumurkan madu saat ia lahir.” (Al-Mughni: 2/497)
ORANG YANG MENTAHNIK
Siapa orang mentahnik bayi yang baru lahir? Orang yang mentahnik boleh laki-laki ataupun perempuan. Sebagaimana disampaikan oleh Ibnu Qoyyim Rahimahullah bahwa Iman Ahmad bin Hambal pernah memiliki anak dan yang mentahniknya adalah seorang wanita (Lihat Tuhfatul maudud, hlm 66)
Ada beberapa ulama yang menganjurkan untuk ditahnik kepada orang yang shalih diantara mereka, hal ini seperti diungkapkan oleh Imam Nawawi Rahimahullah (lihat Syarh Shahih Muslim, 14/110) dikarenakan dulu bayi-bayi yang baru dilahirkan, dibawa ke Rasulullah untuk di tahnik. namun ada beberapa ulama yang bertentangan dengan beberapa alasan. Salah satunya karena pada zaman para sahabat tidak dilakukan demikian, padahal para sahabat juga orang-orang yang shalih, dan paham akan syariat, yang tentu juga sudah semestinya kita jadikan contoh. Hal ini disampaikan oleh Imam Ibnu Hajar Rahimahullah dalam Fathul Bari 1/327. Dimana Mentahnik bayi yang diberikan kepada orang shalih hanya ditujuka nkepada keberkahan yang didapat oleh Rasulullah, tidak dengan manusia lainnya
Maka dapat kita simpulkan bahwasanya siapa saja dapat melakukan tahnik, tanpa kekhususan tertentu. termasuk orang tuanya, jika melakukan maka akan mendapatkan pahala sunnah tahnik, tanpa harus mencapai derajad takwa dan keshalihan untuk mentahnik bayinya yang baru lahir. Wallahu a'lam bishowwab
Referensi: https://almanhaj.or.id/5574-tahnk-bayi.html
RAHASIA MEDIS MENTAHNIK BAYI
Dalam dunia medis, tahnik disebut sebagai imunisasi alami. Secara ilmiah, hal ini telah dilakukan oleh seorang dokter dari Semarang, dimana disampaikan oleh www.rs-alirsyadsurabaya.co.id , beliau bernama dr. Susilo Rini, dalam penelitiannya itu menyimpulkan bahwa ada stem cell yang berada di sekitar mulut bayi di tempat tumbuhnya gigi dan di langit-langit mulut. Dimana stem cell berfungsi untuk mematangkan sistem imunitas secara alami serta mengendalikan sistem kekebalan tubuh. Jadi stem cell ini secara alami tidak dapat berfungsi kecuali dengan scrubbing (menggosok-gosoknya) di langit-langit mulut bayi. Stem cell ini juga terdapat pada sinar matahari dan air susu ibu (ASI). Tetapi yang paling utama itu terdapat di langit-langit mulut bayi
Didalam penelitian Dokter Rini tersebut, juga ada zat yang bernama sialic acid, zat ini berupa glikoprotein yang terkandung dalam air liur atau saliva yang berfungsi sebagai penghadang mikroba dan mampu mengikat virus serta bakteri. Pada bayi jumlah sialic acid ini akan berfungsi dengan baik hanya jika setelah sepuluh hari bayi baru lahir. Karena itulah diperlukan dari luar tubuh si bayi. Karena, saat bayi itu baru lahir, hanya sedikit jumlahnya.
Lantas, bagaimana hubungannya dengan tahnik?
Sebelum kita berbicara hubungannya antara stem cell, sialicacid dan tahnik, kita perlu berbicara dahulu tentang kurma. Kurma seperti kita tahu itu adalah makanan yang tinggi kandungan karbohidratnya dan banyak vitamin-vitamin lain, dimana kita meyakini bahwa kurma itu juga adalah salah satu buah terbaik, karena disukai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Buah kurma merupakan salah satu buah yang disebutkan beberapa kali di dalam Al-Quran. Selain itu, kurma adalah buah dari pohon yang disamakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan seorang mukmin dan juga karena manisnya
Oleh karena bayi yang baru lahir memiliki kandungan zat gula “glukosa” sangat kecil dalam darahnya, maka buah kurma menjadi bahan utama untuk mentahnik bayi karena memiliki kandungan karbohidrat yang jika dikunyah dan bercampur dengan air ludah akan berubah menjadi glukosa. Pemberian kurma ini juga merupakan metode pematangan organ limfoid baik lokal/Sistemik. Limfoid itu adalah kelenjar limfe yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh.
Tahnik, Membantu Bayi Prematur
Hadits-hadits Nabi shalallaahu ‘alaihi wa salam yang mulia yang berkenaan dengan tahnik sesungguhnya telah menjadi pintu pembuka cakrawala pengetahuan dunia dalam hal menjaga dan merawat anak dan bayi, khususnya bayi yang lahir dalam keadaan premature, karena sang bayi memiliki kandungan kadar gula glukosa yang sangat kecil dalam darahnya.
BACA JUGA: HIKMAH AQIQAH
HIKMAH MENTAHNIK BAYI
Meski tidak tertulis secara terperinci dari hikmah mentahnik bayi, namun beberapa hal bisa kita ambil dari hikmah metode mentahnik bayi ini:
1. Mengikuti Sunnah Rasulullah agar memberikan sesuatu yang manis dalam perut bayi yang lahir
Dimana secara ilmiah, mentahnik bayi ini sudah kita bahas dari paragraf diatas bahwasanya sangat berguna bagi tumbuh kembang bayi yang baru lahir
2. Mentahnîk juga dapat memperkuat otot-otot mulut bayi yang baru lahir dengan gerakan lidah dan langit-langit dan kedua tulang rahang dengan gerakan-gerakan saat menikmati rasa manis, sehingga sang bayi siap untuk mengisap air susu ibunya dengan kuat dan alami. [Tarbiyatul Aulâd fil Islâm 1/71, dinukil dari Ahkâm al-Maulûd, hlm. 113]
3. Mentahnîk bisa melatih serta menguatkan sang bayi untuk makan [Lihat Fathul Bâri 9/588).
4. Serta Rasa manis akan cepat masuk kedalam liver dan khususnya apabila dari Ruthab atau kurma, sehingga akan lebih mudah diterima dan bermanfaat besar bagi liver [Lihat Ahkâm al-Maulûd, hlm. 113)
Demikian bahasan kita untuk bagaimana tatacara Mentahnik Bayi, bagi Ayah bunda kami dari tim Wahid Aqiqah juga menyediakan Madu Asli dengan jaminan Murni 100% yang berasal dari Hutan Sialang Riau, dimana madu ini bisa ayah bunda pergunakan sebagai pengganti untuk Mentahnik jikalau kurma tidak ayah bunda dapatkan
Semoga Artikel ini bermanfaat. Barakallahfiikum